Sabtu, 02 Mei 2020

GAYA KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN


Meneladani artinya mengambil atau mencontoh perbuatan, kelakuan, dan sifat yang baik yang terdapat pada diri seseorang. Gaya kepemimpinan artinya cara memimpin. Meneladani gaya kepemimpinan Khulafaur Rasyidin artinya mangambil atau mencontoh cara-cara memimpin yang baik yang pernah dilakukan Khulafaur Rasyidin dalam memimpin rakyatnya.
Yang termasuk Khulafaur Rasyidin ialah Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Khalifah Umar Ibnul Khattab, Khalifah Utsman bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Thalib.
1.    Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq
Gaya kepemimpinannya, antara lain :        
  1. Musyawarah
Apabila terjadi suatu perkara khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq mencari hukumnya dalam kitab Allah, bila tidak memperolehnya, ia mempelajari bagaimana Rosulullah SAW bertindak dalam perkara seperti ini. Dan bila ia tidak menemukannya, ia mengajak tokoh-tokoh yang terbaik untuk bermusyawarah.
  1. Sikap Tegas
Bersikap tegas dalam menghadapi orang-orang yang murtad, orang-orang yang mengaku sebagai nabi dan orang-orang yang tidak membayar zakat.
  1. Terbuka untuk kritik
Hal ini dapat terlihat sebagaimana dalam khutbah pertama setelah beliau dibaiat menjadi khalifah “Apabila aku berbuat baik, bantulah aku; tapi apabila aku berbuat buruk, maka luruskanlah jalanku”
2.    Khalifah Umar Ibnul Khattab
Gaya kepemimpinannya, antara lain :
1.      Umar pemimpin yang dikenal sangat dekat dan memerhatikan dengan seksama kondisi kehidupan umat.
Menjadi kebiasaannya keluar di malam hari hanya untuk mengetahui persis keadaan umat. Khalifah Umar sering berkeliling tanpa diketahui orang untuk me­ngetahui kehidupan rakyat terutama mereka yang hidup sengsara. Dengan pundaknya sendiri ia memikul gandum yang hendak di­berikan sebagai bantuan kepada seorang janda yang sedang dita­ngisi oleh anak-anaknya yang kelaparan. Ketika mengetahui keadaan si ibu dan anak yang sudah kelaparan, khalifah Umar merasa bahwa kelaparan yang dialami oleh keluarga miskin tersebut adalah disebabkan karena kelalaiannya dan ketidakmampuannya memberikan keadilan terhadap semua lapisan masyarakat, oleh karena itu, langkah pertama yang beliau lakukan adalah menyelesaikan masalah yang dialami oleh sang ibu dengan memberikan makanan kepadanya.
Kualitas kepemimpinan Umar bin Khatthab adalah cermin dari kualitas pemimpin umat yang bijak, arif, dan adil. Beliau ikut merasakan penderitaan rakyatnya.
2.      Khalifah Umar ibnu Khattab memiliki jiwa yang besar dalam menerima kritikan dari rakyat yang dipimpinnya.
Keikhlasan menerima kritikan adalah sebuah sikap yang sangat sulit untuk diwujudkan terlepas dari posisi sosialnya.
Pernah pada suatu peristiwa Salman al-Farisi membuat perhitungan dengan khalifah Umar ibnu khattab dihadapan orang banyak. Yaitu ketika ia melihat Umar mengenakan baju yang bahannya terdiri atas dua kali lipat yang menjadi bagian satu orang rakyat biasa dari bahan yang sama. Maka, Umar meminta kepada putranya, Abdullah agar menjelaskan hal itu. Abdullah langsung bersaksi bahwa ia telah memberikan bagiannya itu kepada ayahandanya.
3.    Khalifah Utsman bin Affan
Khalifah Utsman bin Affan terkenal dermawan. Sifat-sifat kedermawanan yang dimiliki Utsman sebelum menjadi khalifah masih terbawa ketika dia menjadi khalifah.
4.    Khalifah Ali bin Abi Thalib
Khalifah Ali bin Abi Thalib terkenal berani dan tegas dalam menjalankan tugas-tugas kepemimpinannya menegakkan keadilan, menjalankan undang-undang Allah SWT, dan menindak segala macam kezaliman dan kejahatan. Sehingga sesudah ia dibai’ah menjadi khalifah, dikeluarkannya dua ketetapan:
  1. Memecat kepala-kepala daerah yang diangkat khalifah Utsman dan mengangkat pengganti pilihannya sendiri
  2. Mengambil kembali tanah-tanah yang dibagi-bagikan khalifah Utsman kepada famili-famili dan kaum kerabatnya tanpa jalan yang sah. Demikian juga hibah atau pemberian Utsman kepada siapapun yang tiada beralasan diambil Ali kembali.
Ali bin Abi Thalib juga seorang yang memiliki kecakapan dalam bidang militer dan strategi perang.


DAFTAR PUSTAKA
Al Maududi, Abul A’la, Khilafah dan Kerajaan, Bandung, Mizan, 1993.
Syalabi, A, Sejarah dan Kebudayaan Islam 1. Jakarta, PT Pustaka Al-Husna Baru, 2003.
Ismail, Faisal, Sejarah dan Kebudayaan Islam. CV Bina Usaha, Yogyakarta, 1983.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GAYA KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN